Khas Ibu-ibukah?


“Jangan Ustadzah Silvia!” kata Bu Linda. “Memangnya, kenapa dengan Ustadzah Silvia?,”tanya Bu Danang. “Pokoknya, saya nggak mau pengajian di rumah saya nanti malam diisi Ustadzah Silvia.” kata Bu Linda lagi.
“Ya, Bu Linda, kenapa dengan Ustadzah Silvia? Ada yang salah? Rasanya Ustadzah satu itu orangnya baik.”tanya Bu Danang. “Ah, baik apanya? Saya tidak suka. Masak seorang Ustadzah kok bermesraan di pinggir jalan. Ustadzah macam apa itu?”Bu Linda bersungut-sungut.
“Sebentar, sebentar... bermesraan bagaimana, masak sih? Tidak mungkin, ah! Memangnya Bu Linda melihat sendiri?” tanya Bu Danang dengan membeliakkan mata. “Ya, iyalah, sumpah saya melihat dengan mata kepala sendiri. Buat apa saya bohong.” jawab Bu Linda dengan nada mencibir.
“Eh, Bu Linda, siapa laki-laki yang bermesraan dengan Ustadzah Silvia di pinggir jalan itu? Gawat  kalau ibu-ibu yang lain sampai tahu tahu” kata Bu Danang. “Siapa lagi kalo bukan  Ustadz Habil, suaminya itu,”jawab Bu Linda dengan muka masam. “Hah, bermesraan dengan suaminya? Kenapa Bu Linda yang sewot? Apanya yang salah, Bu?” tanya Bu Danang dengan sangat heran.
“Bu Danang ini bagaimana sih. Seorang Ustadzah itu harusnya ya nggak begitu. Yang benar saja. Masak seperti anak pacaran saja, berjalan bergandengan mesra, huh.. nggak pantaslah pokoknya. Kalau mengurusi dirinya sendiri saja ternyata belum benar, bagaimana bisa membetulkan orang lain. Jangan-jangan apa yang disampaikan ke kita tidak benar lagi. Nggak  ah, saya nggak suka orang seperti itu. Bu Danang, saya pergi dulu ya, saya mau jemput anak-anak. Tolong, pesan saya tadi ya. Jangan Ustadzah Silvia yang dihadirkan di rumah saya, yang lain saja!  ” tegas Bu Linda. “Assalamu’alaikum,” pamit Bu Linda ke Bu Danang. “Ya..ya, Bu Linda.. Wa’alaikum salam” jawab Bu Danang sambil berjalan mengantar Bu Linda ke pintu depan.
               “Ahhh .. kok aneh ya...  ” gumam Bu Danang sendirian sambil menutup pintu rumahnya. Pikiran Bu Danang menari-nari. Ada dialog di batinnya. “Mengapa ada orang yang berpikiran seperti Bu Linda,ya? Apa yang salah dengan yang dilakukan Ustadzah Silvia dan suaminya? Harus seperti apakah seorang panutan masyarakat di mata orang seperti Bu Linda? Seperti boneka manekin pajangan baju di butik-butik itukah? Begitu mereka melakukan sesuatu yang tidak diinginkan, begitu saja mereka dicibir. Tidak tahukah orang-orang seperti Bu Linda itu bahwa mereka sudah memperlakukan orang lain dengan tidak adil? Bahkan mereka juga berprasangka tidak baik.  Ah, mudah-mudahan orang-orang seperti Bu Linda segera menyadari kekeliruannya.”
                                                ---------------------------------------

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS al-Maidah [5]: 8)   

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka , karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang . (QS Al-Hujurat:12)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CACING BAWAH KULIT vs ALBENDAZOLE

Lomba Menghias Tumpeng

Takdir Tak Pernah Salah