TAK ADA YANG SIA-SIA


        Selasa malam, sekitar jam 20.30 WIB terdengar bunyi “Bip!” dari HPku. Bergegas aku mengambil dan membukanya. “Tan, apa saya bisa pijat hari ini?”. Ah.., sms nyasar, batinku berbicara. “Hhhmm ....dibalas, diberitahu  kalau salah sambung apa nggak ya?. . “ Bimbang aku menentukannya. “Nggak usah sajalah, ngantuk sekali mataku rasanya.” 
“Ayo, Nak , pipis, sikat gigi,  ambil wudlu, Ibu sudah mengantuk, nih. “ Aku mengajak si Kecil Cemplukku untuk segera bersiap tidur, terbang menuju pulau kapuk. “Ayah.. tidur dulu ya…” pamit si Cempluk ke Ayahnya. “Ibu’ juga ya Yah..” kataku pada Suami  yang sedang menonton pertandingan bulu tangkis di televisi. “Ya..” kata Suamiku santai tanpa memindahkan pandangannya dari layar televisi di depannya..
Rabu pagi, di tempat kerja, menjelang acara pelatihan berlangsung, aku merubah setting  nada  dering HPku. “Disilent sajalah.. biar nanti tidak mengganggu acara pelatihan, begitu hatiku berbicara.
Siang hari, menjelang sesi ishoma, aku menengok HPku. Ada 3 panggilan tak terjawab dari nomor yang namanya tidak tersimpan di phonebookku, ada 2 sms juga.  Sms --tidak bernama--  pertama, isinya: “Mbak, apa kita bisa ketemuan?”. “Hah ..siapa ya ini?” dalam hatiku bertanya.  Biar sajalah. Kalau memang penting pasti orang itu akan menghubungi atau sms lagi, pikirku, sambil membuka sms tak bernama berikutnya. Aku tertegun. “Mbak, apa saya bisa pijat?”  Terlintas keinginan untuk membandingkan isi sms itu dengan sms hari sebelumnya.
Aku segera membuka sms terdahulu dan membandingkan nomornya. Ternyata nomornya tidak sama, bahkan dengan sms malam sebelumnya  dan  dengan nomor panggilan tak terjawab yang ku buka sebelumnya juga berbeda. Aku benar-benar tertegun. Ini bukan kebetulan. Ini bukan sms atau pun telepon salah alamat. Ini semua memang ditujukan ke aku. Aku terdiam.
Malam hari, ba’da sholat Isya’, HPku berbunyi. Aku mengambilnya.  Sekilasku terlihat tidak ada nama yang muncul di layarnya. “Assalamu’alaikum..” sapaku. Tidak ada suara terdengar, aku mengulangnya, “Assalamu’alaikum..” Tunggu…………… ada yang menjawab salamku diujung sana, terdengar terbata-bata. Terlintas dalam hatiku, siapa ini dan kenapa menjawab salamku dengan terbata-bata?  Orang itu pun bertanya, memastikan bahwa yang menjawab teleponnya adalah aku, dia menyebutkan namaku. “ “Ya,.. betul ini saya..Maaf, saya bicara dengan siapa?” tanyaku. Dari suaranya, tampak bahwa dia sedang bingung. Lanjutnya” Mbak, saya mau memastikan, betulkah Mbak bisa memijat?”. Aku berusaha menenangkan diriku. “Jawabku,” Maaf anda salah sambung, saya nggak pernah jadi tukang pijat”. Tut.. tut.. tut.. sambungan telepon di HPku tiba-tiba terputus.  Aku bergegas berjalan ke  suamiku yang sedang (lagi-lagi) melihat pertandingan bulu tangkis di televisi.  Dengan singkat aku menceritakan kejadian-kejadian seputar telepon dan sms tidak jelas itu. Suamiku diam mendengarkan aku bercerita. Entah, apa yang ada dipikirannya.
Aku berinisiatif menghubungi orang terakhir yang menelponku. Suamiku mengiyakan. Kucari di call register HPku.
Dengan berdebar, aku menunggu ada orang yang menjawab panggilanku di nomor  itu. “Hallo,..” terdengar suara diujung sana. Dengan menahan diri, aku bertanya,”Maaf, ini saya, yang baru saja anda telpon menanyakan masalah pijat tadi. Saya mau bertanya, dari mana anda mendapatkan nomor HP dan nama saya?...... Saya heran, sudah beberapa hari ini ada telepon dan sms masuk  ke HP saya menanyakan hal yang sama dengan anda?”
Aku berusaha menguasai emosiku, ya Allah, astagfirullah, astagfirullah,..  aku istighfar didalam hati…..    Alhamdulillah, orang itu mau menjawab,”Oh itu, mbak.. saya mendapatkannya dari  internet.” Aku mengejarnya dengan bertanya ,”Alamat webnya apa?” Orang itu pun menjawab, www.bla.. bla…… “ Trima kasih banyak, Pak.” Kataku menutup pembicaraan itu.
Bergegas, aku menyalakan komputer dan mencari alamat situs sesuai informasi yang baru aku dapatkan. Deg…deg.. deg..  jantungku berdetak kencang. Betul!! Ada namaku di situ, lengkap dengan nomor HP GSMku dan nomor CDMA suamiku…  Astagfirullah.. aku menarik nafas panjang…
Hatiku berkecamuk tidak karuan. Siapa tega melakukan ini? Namaku ada di pajangan iklan pijat plus-plus. Aku terdiam. Ya Rabbi.. ampuni dosa-dosa hamba…   saat itu hanya itu yang ada di hatiku.
Sesaat kemudian, aku berusaha login ke web pijat itu. Aku menuliskan kalimat sanggahan mereply iklan yang diupload orang yang tidak bertanggung jawab itu.
Malam harinya, esok pagi, siang, bahkan sampai beberapa malam berikutnya, sms demi sms, telepon demi telepon dengan isi yang sama mengganggu HPku, mengganggu aktivitasku , mengganggu hatiku…  Astagfirullah …
Pasti ini bukan suatu kebetulan. Pikiranku mencoba mencari-cari jawaban atas pertanyaan yang kulontarkan sendiri, dalam hatiku sendiri…..
Hari, ini, hari ke tujuh …  dan aku sudah menemukan jawaban atas pertanyaan dihatiku… ………  Rabbana ma khalaqta hadza bathila  Ya Allah, tidaklah Engkau menciptakan ini sia-sia.
 Aku berdoa, Ya Allah, sadarkan orang yang melakukan itu....  Apapun niatnya aku memaafkannya… Dalam hatiku tersenyum.. kalau aku  manusia biasa saja mau memaafkan kesalahan orang lain, pastilah Allah Al-Hayyiyu, Yang Maha Pemalu akan malu jika tidak memaafkan dosa-dosa dan kesalahanku…..  (Ampuni hamba ya, Allah..)  Allahu Akbar.. Alhamdulillah…. Tidak ada yang sia-sia….


                                                                                                                                  Sidoarjo, Medio, November 2011

--------------------------------

Komentar

  1. Menginspirasi untuk selalu sabar. Tq

    BalasHapus
  2. Semoga orang itu disadarkan Allah ya Mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku mau komen bingung... ya wis di sini aja. tulisannya membuatku ikut degdegan juga. aku lm tak melihat sampeyan di fb, tak cari di sini. mbak... main ke logku jg ya... http://ellasofa.blogspot.com/

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CACING BAWAH KULIT vs ALBENDAZOLE

Lomba Menghias Tumpeng

hanya ada satu rasa