Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

FUN BIKE....... OH.... FUN BIKE

 “Jok, besok pagi tolong antarkan aku ke pasar besar ya, aku mau beli sepeda, nih” pinta Aldo kepada Joko sahabatnya. “Sepeda? Tumben kamu punya keinginan beli sepeda?” Tanya Joko. “Ya, Jok, aku ingin ikut acara fun bike yang diadakan di kantorku. Apa kamu juga mau ikut? Seru lho hadiahnya. Ada mobil,  uang puluhan juta, barang-barang elektronik, banyaklah pokoknya. Lagian kamu kan juga  punya sepeda” kata Aldo bersemangat. “Wah, sepertinya menggoda ya. Kapan pelaksanaannya?” Tanya  Joko menanggapi ajakan Aldo. “Minggu depan, Jok, kamu ikut ya, biar aku ada temannya, tapi kamu harus nganterin aku beli sepeda dulu” jelas Aldo. “Siplah! Baik kalo begitu, aku ikut kamu, Do. Besok pagi aku anterin kamu ke pasar besar buat beli sepeda” kata Joko. “Oh ya, Jok, besok sekalian beli tiketnya ya. Tiket boxnya ada yang disekitar pasar besar kok” kata Aldo. “Lho, kok pakai beli tiket segala sih?” Tanya Joko kaget.  “Hari gini nggak pake beli tiket. Gimana sih kamu Jok, dimana-mana acara berhad

Khas Ibu-ibukah?

“Jangan Ustadzah Silvia!” kata Bu Linda. “Memangnya, kenapa dengan Ustadzah Silvia?,”tanya Bu Danang. “Pokoknya, saya nggak mau pengajian di rumah saya nanti malam diisi Ustadzah Silvia.” kata Bu Linda lagi. “Ya, Bu Linda, kenapa dengan Ustadzah Silvia? Ada yang salah? Rasanya Ustadzah satu itu orangnya baik.”tanya Bu Danang. “Ah, baik apanya? Saya tidak suka. Masak seorang Ustadzah kok bermesraan di pinggir jalan. Ustadzah macam apa itu?”Bu Linda bersungut-sungut. “Sebentar, sebentar... bermesraan bagaimana, masak sih? Tidak mungkin, ah! Memangnya Bu Linda melihat sendiri?” tanya Bu Danang dengan membeliakkan mata. “Ya, iyalah, sumpah saya melihat dengan mata kepala sendiri. Buat apa saya bohong.” jawab Bu Linda dengan nada mencibir. “Eh, Bu Linda, siapa laki-laki yang bermesraan dengan Ustadzah Silvia di pinggir jalan itu? Gawat  kalau ibu-ibu yang lain sampai tahu tahu” kata Bu Danang. “Siapa lagi kalo bukan  Ustadz Habil, suaminya itu,”jawab Bu Linda dengan muka masam. “Hah, berme

Fifi dan Nana

Fifi - si kupu-kupu mungil - bertanya pada Nana si Bunga Lantana,"Nana, apakah kamu tidak bosan setiap hari seperti ini?". "Lho, memangnya kenapa, Fifi?,"jawab Nana, balik bertanya. "Setiap hari, aku melihat kamu selalu ada di sini, tanpa bergerak ke mana-mana? Hanya menggeleng-geleng, itu pun karena tertiup angin. Apa kamu senang dengan keadaanmu ini? ” kata Fifi. Nana tersenyum, helaian mahkotanya terlihat indah. “Fifi, sayang…, aku memang tidak bisa berpindah tempat seperti kamu. Dari dulu aku ada di sini, tidak pernah berjalan atau terbang seperti kamu. Tidak dapat melihat keadaan di tempat lain. Tapi tahukah kamu, aku tidak pernah minta punya keadaan seperti ini. Sebaliknya, aku juga tidak pernah membayangkan punya badan seperti yang lain. Aku…..ya.. aku. Tanaman perdu dengan bunga kecil-kecil dan bermahkota bunga berwarna-warni. Tubuhku beraroma tajam. Bahkan ada yang tidak menyukaiku karenanya” jelas Nana. Sekali lagi Nana tersenyum “oh ya Fifi, se