Tiga minggu yang lalu aku mendengarkan tetangga baikku yang mengeluhkan tentang anak perempuannya yang kulit kakinya sedang bermasalah. Tertangkap jelas keresahannya, ketika bercerita bahwa di kaki anak gadisnya, kata dokter, ada semacam cacing dibawah kulitnya. Aku bergidik ketika mengamati kaki anak itu. Ada gurat-gurat merah seolah miniature rel kereta api yang menandakan ada makhuk yang hidup dan berjalan-jalan di situ. Dari rumah sakit yang didatangi, dokter hanya memberikan obak semprot dan saran agar sering-sering mengompresnya dengan es batu, ditambah dengan salep untuk kulit yang luka akibat digaruk. Tetapi sudah lebih 1 minggu tampaknya kondisi kakinya semakin memburuk. Bekas garukan di kulit sekitar bekas jalan makhuk itu menimbulkan masalah sendiri. Merah, luka, berair.. kasihan sekali aku melihatnya. Aku ingin membantu, tapi tidak tahu harus bagaimana. Sampai rumah aku segera browsing internet. Ada banyak ulasan tentang ‘cacing di bawah kulit’. Dari sekian banyak ar...
Lomba menghias tumpeng kali ini diadakan dalam rangka memperingati hari ibu. Ada 12 RT yang menjadi peserta lomba. Total biaya bahan tidak boleh lebih dari Rp 50.000,- Setiap RT diwakili oleh 5 orang ibu-ibu. Waktu yang disediakan adalah 1 jam. Persiapan menjelang penampilan, di teras rumahku, ngupas telor puyuh, meminyaki cetakan dg margarin. Setelah selesai, langsung mengusung semua bahan ke tempat lomba. Setelah 1 jam 5 ibu-ibu umek sana umek sini, jadilah tumpeng hias yang sangat cantik. *** Ketika juri sudah selesai menilai (aku salah satu jurinya.. hihi..) Diumumkanlah para pemenang: Alhamdulillah, RTku juara 1. Tampak Bu Rudy sedang memegang piala dan amplop berisi uang pembinaan. Hari yang menyenangkan.................... *** Biar lebih lengkap semua foto tumpeng harus ditampilkan:
Selasa malam, sekitar jam 20.30 WIB terdengar bunyi “Bip!” dari HPku. Bergegas aku mengambil dan membukanya. “Tan, apa saya bisa pijat hari ini?”. Ah.., sms nyasar, batinku berbicara. “Hhhmm ....dibalas, diberitahu kalau salah sambung apa nggak ya?. . “ Bimbang aku menentukannya. “Nggak usah sajalah, ngantuk sekali mataku rasanya.” “Ayo, Nak , pipis, sikat gigi, ambil wudlu, Ibu sudah mengantuk, nih. “ Aku mengajak si Kecil Cemplukku untuk segera bersiap tidur, terbang menuju pulau kapuk. “Ayah.. tidur dulu ya…” pamit si Cempluk ke Ayahnya. “Ibu’ juga ya Yah..” kataku pada Suami yang sedang menonton pertandingan bulu tangkis di televisi. “Ya..” kata Suamiku santai tanpa memindahkan pandangannya dari layar televisi di depannya.. Rabu pagi, di tempat kerja, menjelang acara pelatihan berlangsung, aku merubah setting nada dering HPku. “Disilent sajalah.. biar nanti tidak mengganggu acara pelatihan, begitu ...
[yy] :
BalasHapustrimakasih tulisannya, insya allah mulai berbenah menuju kebaikan