Surabaya - Bandung - Surabaya, Cerita Perjalanan



Hujan deras mengiringi perjalanan taxi kami ke Stasiun Gubeng, hari itu, Kamis, 19 Januari 2012.  Jam pulang kantor, ditambah dengan hujan deras yang mengguyur saat itu membuat lalu lintas kendaraan padat, merambat.... begitu istilah yang biasanya kudengar saat situasi jalan ramai seperti itu.
***
Alhamdulillah,  jam 17.33 taxi kami berhenti persis di halte Stasiun Gubeng. Begitu membuka pintu taxi, sambutan datang dari Tour Leader kami.
Sekilas terlihat teman-teman yang tampak antri berjalan melalui peron. 
Suamiku menyerahkan travel bag ke Tour Leader, dan bergegas bergabung ke antrian di peron.
***
Kami ke toilet disamping mushola untuk berwudlu karena sebentar lagi akan masuk waktu magrib. Kereta Api akan berangkat pukul 18.00 WIB.. sesaat sebelum adzan magrib...





696 km, Insya Allah, akan kami tempuh perjalanan bersamamu, wahai Turangga. 

Jam 18.00 WIB peluit tanda berangkat Kereta Api Turangga berbunyi. Priiiiiiiiiiiiiiiiit.......... berangkatlah kami menuju Kota Bandung.....

SUBHAANAL LADZII SAKHKHORO LANAA HAADZAA WA MAA KUNNAA LAHUU MUQRINIINA WA INNAA ILAA ROBBI-NA LAMUNQOLIBUUN.
"Maha suci Allah yang telah memudahkan kepada kami kendaraan ini, sesungguhnya kami tidak kuasa untuk mengendalikannya kecuali dengan pertolongan-Nya jua. Dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali"



Suasana di dalam Kereta Api Turangga. Interiornya mirip dengan pesawat terbang. Rapi, dingin dan nyaman.
***
Kami pun bersiap melaksanakan sholat sambil duduk. Maha Suci Allah yang begitu banyak memberi kemudahan untuk umatNya dalam melakukan sholat. 



Beranda Restoran Suka Hati yang nyaman.

Sarapan pagi di Restoran Suka Hati setelah 2 jam sebelumnya sampai di stasiun Kota Bandung. Di tempat ini, pertama kali aku makan DAUN TESPONG, lalapan yang warna hijaunya menggoda aku untuk mengambilnya. Hmm.. rasanya aneh.. seperti daun sledri atau apa.. aku nggak tahu.. Nasi putih, ayam goreng, tahu goreng, sambal terasi berlalapkan daun selada, daun tespong, mentimun... Wahhh.. nikmaaaat......... sampai-sampai aku  tidak menyentuh menu yang lain.... 





Berpose bersama beberapa orang teman di gerbang masuk TRANS STUDIO BANDUNG. Suamiku nggak terlihat, entah berjalan kemana.....

 Di gate Trans Studio aku harus merelakan potongan roti boyku yang belum habis termakan dan air mineralku untuk ditinggal alias akan dibuang,  karena aturannya tidak boleh membawa makanan dan minuman masuk ke dalam. Hiks.. sayang.............



Bismillah, mau naik VERTIGO..............

Are You Ready... Gooooooooo... Vertigo itu bergerak, perlahan.. cepat, makin cepat...  berputar, ....dan ........ 
aku panik... kaget.. dunia seakan kiamat..... tidak mengira seperti itu rasanya... Badanku diputar, kakiku di atas... Jantungku serasa lepas, ya Allah... aku istighfar... pasrah, takut.................... diaaaaaaaaaamm .....ya Allah...






Dinding lorong menuju mushola..... bersih, wangi,.....  Si Cempluk menirukan gaya Monti si Kuda Nil...

Para suami keluar lokasi Trans Studio untuk melaksanakan sholat Jum'at di masjid terdekat. Sebelum  keluar, tangan mereka di stempel terlebih dahulu, sebagai tanda bahwa mereka sudah membayar tiket masuk, sehingga ketika masuk nanti tinggal menunjukkan tanda stempel tersebut ke petugas di depan.
Sementara, aku bersama beberapa ibu dan anak pergi ke mushola untuk sholat Dhuhur.
***
Setelah berkumpul lagi, kami menjelajahi wahana permainan yang ada satu persatu. Seru............! Di "Lost of City".  perahu yang kami tumpangi meluncur deras dari ketinggian. Aaaaaaaaa.....    byaaakkkkkkkkk.. air menghempas kemuka dan sebagian baju kami, .........basah, .......... tak lagi mengingat apakah airnya bersih atau tidak.... yang pasti segaaaaar rasanya.
***
"Dunia Lain" jadi tidak menakutkan karena kami sibuk menggoda dan menakuti-nakuti teman di kereta depan dalam gelap lorong-lorong wahana yang satu itu.... Hiii hii hii.. Hooo hoo...hoo..
***
Kami memutuskan tidak makan siang di dalam, selain masih belum lapar, makanan di dalam juga lebih mahal dari harga umumnya, ditambah lagi  kami ingin makan jajanan di Bandung, jadi menjelang keluar kami akan me-refund uang makan siang kami.
***
Penjelajahan di Trans Studio kami akhiri dengan menonton show Si Bolang di "Dunia Anak"





Si Bolang di laut Maluku mencari Tauri Emas untuk menyelamatkan neneknya yang diculik Peri Hitam Morgana..

Aksi panggung yang bagus, meriah, interaktif, dan pastinya ..........menyenangkan.....  





Jam 17.00 WIB kami check in di Sensa Hotel  Jl. Cihampelas.....
Hmmmmmmmmm.. hotel yang bagus...

Si Cempluk menari berputar di depan hotel



Usai magrib, kami bersiap makan malam di Restoran Arum Manis, tidak jauh dari lokasi hotel.........

Dari tempat makan kami berjalan kaki sambil berburu barang belanjaan di sepanjang Jalan Cihampelas. Kaos Bandung bertebaran di setiap toko yang kami masuki. Harga oleh-oleh, 25 ribuan per potong. Untuk celana atau jaket berbahan jeans maupun kanvas harganya relatif sama dengan di Surabaya. Peuyeum alias tape pohung, batagor, tahu sumedang, maupun siomay banyak dijajakan dipinggir jalan.
***
Sedang asyik berbelanja kami dikagetkan dengan suasana di toko-toko yang tiba-tiba menjadi ribut. Aku berpikir ada 'obrakan' dari petugas tantip atau satpol PP. Aku bertanya ke mbak penjaga toko. "Ada apa mbak?" Mbak itu menjawab,"Maaf  Bu', tokonya mau tutup..........kami harus berkemas-kemas" .... Haaa belum sampai jam 21.00 WIB ternyata toko-toko sepanjang Cihampelas sudah berkemas mau tutup. Ealah.. ok deh.. balik ke hotel dulu....
***



Si Cempluk sudah terlelap di atas kasur yang empuk di extra bed yang dipilihnya.....

**************

Bandung, 21 Januari 2012

Kami awali acara hari ini dengan agenda sangat penting.....................sarapan pagi di resto Sensa.


 
Keluarga 'dadakan' duduk semeja. 'Ayah', 'Ibu', dan 2 'anak' kembar..........


Usai sarapan pagi, kami meluncur ke Tangkuban Parahu, untuk melihat 'perahu' yang konon ditendang oleh Sangkuriang yang marah karena batal menikah dengan Dayang Sumbi........................................


Menjelang gerbang masuk Wisata Gunung Tangkuban Parahu. Dingin, sejuk...........
Setelah memasuki gerbang, bus berhenti dan dilanjutkan dengan kendaraan yang lebih kecil yang tersedia di Terminal Wirawiri.







Cekungan di tengah gunung.


Karinding - Alat musik khas Sunda Pedalaman.

Turun dari Tangkuban Parahu dengan membawa oleh-oleh salah satunya adalah KARINDING. Informasi dari penjualnya, alat musik ini biasa dimainkan para orang tua Suku Sunda pedalaman untuk mengusir hama di sawah. Bentuknya kecil, ringan, tapi butuh presisi yang cermat untuk membuatnya. .... Aku ingat suara layang-layang waktu aku masih kanak-kanak. Suaranya unik jika dimainkan....
***
Kami menunggu semua teman berkumpul di bus dengan mencicipi NANAS SUBANG di Terminal Wirawiri. Harganya antara 5 ribu s.d. 10 ribu tergantung besar kecilnya buah. Ukuran buahnya rata-rata lebih besar dari nanas Jawa Timur. Rasanya hhhmmmmmmmmmm ..........luar biasa manisnya..... sangat segar............

***
Bus kami melanjutkan perjalanan berikutnya ke Restoran Grafika untuk makan siang dan sholat.


Restoran Grafika di Cikole, sangat ramai karena berbarengan dengan group-group lain yang juga turun dari Tangkuban Parahu untuk makan siang.

Grafika di Cikole, bukan hanya sebuah restoran sebagai tempat makan, tapi juga merupakan area out bond, sekaligus pondokan-pondokan. Pemandangan di belakang restotan lumayan bagus, khas pegunungan. Hanya saja tempat makan yang ramai pengunjung membuat suasana menjadi tidak nyaman. Ditambah lagi dengan iringan dangdut koplonya. Waduh... seperti makan di undangan khitan. Ramai, panas, ribut.....
Tapi, segelas es teh manis membuat semuanya menjadi happy ending..............
***

Makan sudah, sholat sudah, kami  pun meluncur lagi ke Wisata SARI ATER.




Tempat wisata ini merupakan wisata air panas yang hampir mirip dengan Pacet di Mojosari Jawa Timur, hanya tempat ini lebih luas. Permainannya lumayan banyak. Dari mulai sekedar bermain air hangat, sepeda air, flying fox, berkuda, lompat di trampolin, menguji ketangkasan mengendarai tundem, dsb. Tiket masuknya variatif. Dari 10 ribu sampai dengan 75 ribu rupiah, Tikar plastik disewakan disepanjang tempat berendam. Kami kebetulan mendapat traktiran sewa 2 lembar tikar seharga 30 ribu. Lumayan...........


Berayun di trampolin, memantul tinggi ke atas.. wuiiihhh.. aku nggak bakalan mau nyoba'...





Pasang helm, kaitkan jaring pengaman, siap terguncang di go cart yang setirnya (kata suami) nggak power stering blas...
***

Puas di Sari Ater, jam 16.30 WIB kami melanjutkan perjalanan ke Bandung untuk makan malam di RM SANGKURIANG di dekat Jl. Setia Budi. 
Sepanjang perjalanan kami lebih banyak diam, tidak ada canda maupun gurauan yang terdengar. Lelah... tidur semua.... 
Aku terbangun, terlihatlah pemandangan di Jl. Setia Budi yang tidak menyenangkan. Maceeeeeeet...... Bus merambat dengan sangat pelan. ..... Ingin jalan kaki saja rasanya...
***

Sekitar jam 17.30 WIB kami sampai di Rumah Makan yang akan dituju. Tapi...... .. ada pemberitahuan dari Tour Leader bahwa kami datang 40 menit lebih awal dari jadwal sehingga kami dipersilahkan berjalan-jalan terlebih dahulu menunggu giliran masuk ke rumah makan. Ahhhhhhhh....

***
Karena nggak tahan menunggu, capek, badanku nggak karuan rasanya, aku bertiga memutuskan balik duluan ke hotel dengan  menumpang kendaraan seadanya, toh jarak RM Sangkuriang  dengan Sensa hanya 2-3 km. Ternyata ada temanku yang ngikut balik ke hotel. Terbayang hangatnya air mandi dan empuknya tempat tidur..............

***

Dengan menumpang angkot kami berlima menuju Sensa hotel. Alhamdulillah hanya 15 menit kami sudah turun dari angkot. Bayarnya... murah, 2 ribu per orang. Berjalan kaki ke hotel, tidak lupa beli peuyeum, batagor, nasi, fried chicken, mie  instan (tidak ketinggalan).. wahhhh ..........
***
Jam 19.30 WIB ada Tour Leader mengantar 3 paket makan malam yang di bawa dari RM. Sangkuriang. Sup ikannya benar-benar mantap............

***

Bandung, 22 Januari 2012

Pagi ini kami bersantai di kamar, kecuali aku yang sibuk mengemas barang-barang bawaan persiapan check out jam 11.00.

Jam 06.30 WIB Kami Sarapan pagi di lantai 3, Resto Sensa yang bersebelahan dengan kolam renang. Menunya.... benar-benar menggoda. Ada lontong kare, kupat tahu, bubur ayam, jajanan tradisional beraroma pandan, tiramisu, wahhh banyaklah....... Tekstur lontongnya terlihat sangat lembut...Hhhmmm ...

Baru sesaat selesai makan anak-anak terlihat sudah nggak tenang. Mereka ingin berenang. Tanpa pamit tiba-tiba beberapa anak menghilang dan kembali sudah berganti kostum ala lepet... hihi .. alias sudah berbaju renang..
......... dan berenanglah mereka.......

***
Anak-anak menikmati acara renang mereka dengan gembira, sangat gembira, seolah sangat jarang bisa mendapatkan kesempatan berenang. Heran... padahal hampir setiap pekan sebagian dari mereka berada di kolam renang...... Atau karena teman-temannya yang berbeda dari biasanya???....

***

Puas di kolam renang, ramai-ramai ke ruang bilas. Hmmm .. aku menghayal.. andaikan kolam renang dekat rumahku ruang bilas dan gantinya seperti ini... Bersih tanpa sampah bekas bungkus sampho, rapi, wangi.............
***

Ada tambahan pekerjaan mengemas baju renang yang basah untuk di bawa pulang. Aku mencucinya dengan air panas. Memeras baju-baju itu. dan mengurangi airnya dengan hair dryer. Lumayan..... gak terlalu basah..., bungkus ke kantong plastik berlapis, masukkan ke travel bag, selesailah acara pengemasan.

***
Jam 11.00 WIB good bye hotel Sensa.... kami akan ke KARTIKA SARI belanja oleh-oleh makanan Bandung , terus dilanjutkan makan siang di RM GARDENIA dan disambung dengan ngubek-ubek PASAR BARU .....

***

Tempat belanja yang kami tuju benar-benar sangat ramai. Pasar Baru di hari libur ternyata mirip dengan Pasar Turi Surabaya menjelang lebaran. Orang yang berlalu lalang sangat banyak.... wuiiih....

Dari penglihatanku, sepertinya, dari sekian banyak barang dagangan  yang dijual, 90% adalah untuk perempuan....   Ck..ck..ck  perempuan.. perempuan.... engkau benar-benar menguntungkan... (untuk siapa hihi..)

***
Waktu belanja yang sangat lama. Karena kereta api Bandung-Surabaya  berangkat jam 19.00 WIB. Tas-tas belanjaan sudah penuh. Perut bertambah kenyang, karena incip sana incip sini... wahhh tidak boleh berlebihan...

***
Jam 17.30 kami sudah stand by di Stasiun Bandung.



Di depan, samping kiri, meja petugas bagian penerangan.............


Di ruang tunggu tidak disediakan toilet, jadi kami bolak-balik bergantian minta izin petugas di pintu masuk untuk pergi ke toilet di dalam. Toiletnya bersih, satu area dengan mushola yang juga bersih dan lumayan bagus. Tempat wudhu perempuan tertutup dari jangkauan pandang laki-laki. Jalan pijakan dari tempat wudhu ke lantai mushola terbuat dari kayu yang dibawahnya ditata batu alam berwarna putih. Cantik...

***
Jam 18.30 WIB terdengar pengumuman bahwa kami dipersilahkan memasuki gerbong Turangga yang sudah siap menunggu di sepanjang relnya. Kami masuk ke gerbong Exe 2. Pemandu yang cantik tersenyum mempersilahkan kami untuk masuk ke gerbong kereta.
Alhamdulillah. Duduk manis, tenang, sudah sholat, siap menemani Turangga menapaki relnya sepanjang 696 km lagi.........

***
Kereta api bergerak perlahan. Selamat tinggal Bandung.... terima kasih atas semuanya... Kami akan kembali ke Surabaya............







Komentar

  1. Alhamdulillah...........
    Bisa bertemu dengan temen2 sekeluarga dan bisa ketawa-ketiwi bersama.
    Semoga masih ada waktu untuk mengulang kembali.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CACING BAWAH KULIT vs ALBENDAZOLE

Lomba Menghias Tumpeng

Takdir Tak Pernah Salah